ALL ABOUT PHARMACIST
-
Istimewa
Pos Blog Pertama Saya
Jadilah diri sendiri; Diri orang lain sudah ada yang memiliki. — Oscar Wilde. Inilah pos pertama di blog baru saya. Saya baru saja memulai blog baru ini, jadi ikuti terus untuk melihat konten lainnya. Berlangganan di bawah untuk mendapatkan pemberitahuan ketika saya mengeposkan pembaruan terbaru.
-
Perkenalkan Diri Anda (Contoh Pos)
Ini adalah contoh pos yang aslinya dipublikasikan sebagai bagian dari Blogging University. Ikuti salah satu dari sepuluh program kami, dan mulai buat blog dengan tepat. Anda akan memublikasikan pos hari ini. Jangan khawatir dengan tampilan blog Anda. Jangan khawatir jika Anda belum memberinya nama, atau merasa bingung. Cukup klik tombol “Pos Baru”, dan beri tahu… Baca lebih lanjut

PROBLEM DAN PERANAN FARMASI DI MASYARAKAT
Profesi farmasi hingga kini masih belum sangat dikenal luas oleh masyarakat. Padahal sebenarnya, farmasi juga memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Hal ini karena yang paling kompeten tentang obat-obatan adalah orang-orang farmasi. Keterkaitan farmasis dalam fungsi kesehatan masyarakat terutama dalam menyusun kebijakan (menyangkut) kesehatan, baik organisasi, lokal, regional, nasional, maupun internasional.
Parameter umum tentang hubungan farmasis dengan kesehatan masyarakat adalah penggunaan obat (rasional) yang terkait kebijakan publik. Jika farmasis tidak terlibat dalam penentuan kebijakan tersebut pelayanan kesehatan masyarakat tidak terlayani secara optimum.
Beberapa hal yang melibatkan farmasis dalam kesehatan masyarakat
- Identifikasi health-related public/comm problems: secara luas berprinsip pada epidemiologi, termasuk pengumpulan data yg diperlukan untuk penentuan penyebabpenyakit, efek (obat), penyembuhan penyakit. masalah yang muncul di antaranya: prevalensi dan insidensi penyakit, jumlah dan penderitaan ADRs, tingkat kepatuhan minum obat, biaya, karakteristik peresepan, kesalahan dispensing, dan pengobatan sendiri.
- Penentuan prioritas kesehatan : lewat proses legislative/regulasi yaitu penentuan alokasi dana untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan.
- Health planning : setelah prioritas ditentukan, program pelaksanaan disusun secara sistematik sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
- Evaluasi program : data harus dikumpulkan untuk digunakan sebagai umpan balik bagi proses perencanaan tugas berikutnya, sehingga sistem menjadi dinamik.
- Reimbursement/economics : alokasi biaya dan pengelolaannya secara efektif – efisien merupakan faktor esensial. Kelancaran pembiayaan untuk pelayanan seluruh populasi, termasuk untuk obat, harus diupayakan secara optimal.
- Program legislative/regulasi : penentuan parameter baku mutu pelayanan yg berlaku secara nasional.
- Increasing access to health services : farmasis merupakan profesional kesehatanàoptimalisasi fungsi
Ativitas farmasi dalam masyarakat :

- Imunisasi : dalam pemberian tidak berperan, namun suplai logistik merupakan hal yang esensial. Hal yang lebih penting adalah peran penyuluh kesehatan pada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi.
- Penyalah-gunaan dan penggunaan-salah: obat, alkohol, merokok, zat addiktif yang lain, dosis. Pendidikan merupakan prioritas penentu.
- Penyuluhan penularan penyakit seksual : AIDS à pendidikan perilaku sehat.
- Keluarga berencana : penyuluhan dan penyebaran informasi kesehatan : informasi diit, latihan fisik, konsep health believe.
- Model,adopsi-inovasi, penggunaan obat secara benar.
- Fluoridation : keseimbangan elektrolit air bersih, kesehatan gigi.
- Promosi kesehatan.
- Pencegahan keracunan : tindakan awal, pertolongan pertama kesehatan,pemberian antidotum.
- Quackery : obesity, penyakit degeneratif, kronik, menular.
- Persiapan penanggulangan bahaya dan keadaan darurat : perencanaan penanggulangan bahaya banjir, gempa, epidemi, pandemi, kecelakaan beratàpanduan informasi pencegahan, penanggulangan penyakit, pppk korban, persiapan obat pertama,
- Pelaksanaannya dalamkelompok terpadu dikelola dengan baik.
- Perlindungan (monitoring) terhadap lingkungan : dampak semua bentuk polusi terhadap kesehatan harus di-informasikan kepada masyarakatà peran farmasis sebagai pendidik kesehatan masyarakat/individual
- Keamanan tempat kerja: penjaminan keselamatan tempat kerja, pengobatan sendiri sebagai pppk, metode pelaporan dan penanggulangan, sehingga dapat segera mendapat penatalaksanaan yang benar, serta mencegah terulang kembali kejadian yg mirip.
Aktivitas farmasis pada kesehatan masyarakat dapat didasarkan atas 2 karakteristik:
- Sebagai profesional: kewajiban dan tugas utamanya adalah kesejahteraan pasien di atas kepentingan sendiri, ekonomi, interes.
- sebagai warganegara yg menikmati penghormatan khusus (unusual) dari publik: kewajibannya adalah pengembangan pengabdian profesi (privileged position) untuk kepentingan publik (masyarakat)à pelayanan kesehatan.
Sebagai seorang tenaga profesional, seorang apoteker hendaknya berperan dalam membantu upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri. Apoteker khususnya harus berperan aktif dalam penanganan penyakit-penyakit yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, memiliki prevalensi yang tinggi dan juga membahayakan jiwa. Penyakit hati termasuk penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat Indonesia, jenisnya beragam dan membutuhkan penanganan yang berbeda. Peran serta apoteker ini didasari dengan pengetahuan yang dimiliki apoteker tentang patofisiologi penyakit; diet yang harus dijalani; obat-obatan yang diperlukan atau harus dihindari oleh pasien penyakit hati.
Peran aktif apoteker di antaranya adalah sebagai berikut:
- Melakukan upaya pencegahan penyakit hati Upayaini diwujudkan melalui:
- Pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit hati; gejala awal, sumber penyakit, cara pencegahan dan pertolongan pertama yang harus dilakukan.
- Pembuatan buletin, leaflet, poster, dan iklan layanan masyarakat seputar penyakit liver dalam rangka edukasi di atas.
- Berpartisipasi dalam upaya pengendalian infeksi di rumah sakit melalui Komite Pengendali Infeksi dengan memberikan saran tentang pemilihan antiseptik dan desinfektan; menyusun prosedur, kebijakan untuk mencegah terkontaminasinya produk obat yang diracik di instalasi farmasi atau apotek; menyusun rekomendasi tentang penggantian, pemilihan alat-alat kesehatan, injeksi, infus, alat kesehatan yang digunakan untuk tujuan baik invasive maupun non-invasif, serta alat kesehatan balut yang digunakan di ruang perawatan, ruang tindakan, maupun di unit perawatan intensif (ICU).
- Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien untuk mempercepat proses penyembuhan, mencegah bertambah parah atau mencegah kambuhnya penyakit. Hal ini dilakukan dengan cara:
- Memberikan informasi kepada pasien tentang penyakitnya dan perubahan pola hidup yang harus dijalani (misalnya: diet rendah lemak dan garam, tidak minum minuman beralkohol, istirahat yang cukup).
- Menjelaskan obat-obat yang harus digunakan, indikasi, cara penggunaan, dosis, dan waktu penggunaannya.
- Melakukan konseling kepada pasien untuk melihat perkembangan terapinya dan memonitor kemungkinan terjadinya efek samping obat.
2. Konseling

Tujuan pemberian konseling kepada pasien adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan pasien dalam menjalani pengobatannya serta untuk memantau perkembangan terapi yang dijalani pasien. Ada tiga pertanyaan utama (Three Prime Questions) yang dapat digunakan oleh apoteker dalam membuka sesi konseling untuk pertama kalinya. Pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
- Apa yang telah dokter katakan tentang obat anda?
- Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah minum obat ini?
- Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?
Pengajuan ketiga pertanyaan di atas dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi pemberian informasi yang tumpang tindih (menghemat waktu); mencegah pemberian informasi yang bertentangan dengan informasi yang telah disampaikan oleh dokter (misalnya menyebutkan indikasi lain dari obat yang diberikan) sehingga pasien tidak akan meragukan kompetensi dokter atau apoteker; dan juga untuk menggali informasi seluas-luasnya (dengan tipe open ended question).
3. Penyuluhan

Penyuluhan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Penyuluhan langsung dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok; sedangkan penyuluhan tidak langsung dapat dilakukan melalui penyampaian pesan-pesan penting dalam bentuk brosur, leaflet atau tulisan dan gambar di dalam media cetak atau elektronik, misalnya penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit liver perlu dilaksanakan secara berkelanjutan mengingat sebagian besar penyebab penyakit hati adalah karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam melindungi diri mereka terhadap penyakit-penyakit hati tersebut.
Apoteker diharapkan dapat memberikan penyuluhan secara personal dengan pasien penyakit liver. Penyuluhan secara personal dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatannya. Hendaknya apoteker memastikan bahwa pasien tahu tentang penyakit yang dideritanya, pentingnya kepatuhan terhadap diet yang disarankan serta akibat dari ketidakpatuhan atau kelalaian dalam menjalankan terapi pengobatannya. Pasien harus diberi pengertian bahwa penyakit liver, khususnya hepatitis dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut seperti asites, sirosis hati dan kematian apabila tidakditangani dengan baik. Pasien juga harus diberikan daftar obat-obatan yang tidak boleh diminum, seperti misalnya parasetamol yang bersifat hepatotoksik; jadi apoteker harus mengingatkan pasien untuk menggunakan obat yang lain (misalnya asetosal) pada saat pasien terserang demam
Ikuti Blog Saya
Dapatkan konten baru yang dikirim langsung ke kotak masuk Anda.
